Rencana jalan-jalan ini terinspirasi dari Ghea Arifah. Dia bercerita dan saya pun mupenk dengan ulah pajokka-nya. “Pokoknya saya mau ikut.” Itulah yang saya bilang ke wanita ini (wanita?) sambil memasang tampang over-ekspresif.
Pertama orang ini meragukan saya loh. Berani-beraninya dia meragukan saya kalo nanti saya akan capek jalan. Huh! Tidak yah Ghe. Hahahaha. Ah, rutenya mah keciiiiiil!

Kami menaiki bentor untuk keluar dari lingkup perumahan. Kendaraan ini sebenarnya bernama Bemor (a.k.a Bentor). Kepanjangannya adalah Becak Motor. Tapi entah kenapa familiar sekali dengan nama Bentor. Kalo dipikir-pikir lucu ya, berharap kendaraan ini ada di Bekasi. Supaya gak usah kehujanan kalau lagi hujan. Maksudnya tidak seperti ojeg. Beda dengan bajaj yang bisanya berisik saja. Beda juga (lagi) dengan kancil yang lebih simpel daripada ini. Hehehehe. Eh tapi kendaraan ini enak juga loh bagian saat dikendarai. Wuah, langsung dapat AC alam yang sangat segar sebanding dengan kecepatan si supir mengendarai.

Setelah keluar dari lingkup Perdos, kita ke Video Ezy untuk kembalikan DVD. Ini foto si Ghea selesai kembalikan DVD. Setelah itu kita beranjak beli Es PIsang Ijo. Sore-sore yang penting Segar. Urusan rasa nomor 2.

Rute selanjutnya menaiki pete-pete 05. Pete-pete ini sama saja dengan kuasi atau mobil angkot. Sampai ke pom bensin kami turun. Dan jalan sampai Losari. Cihuuuuuuy!


Tapi sebelum ke Losari mapir dulu dong jalan-jalan ke tempat-mengingat saya (namanya).

Makan pisang epe’ di pinggir pantai. Pisang epe’ adalah pisang goreng yang di campur bisa dengan keju, coklat, susu, atau rasa apapun yang tersedia. Biasanya 3 potong harganya sekitar Rp 7000. Dulu saat saya kecil, seingat saya pisang epe’ tidak ada campuran rasanya. Beda dengan sekarang yang semakin lezat.



Ini di restoran Tokyo Rice Burger. Lucu loh bentuk burger-nya. Jadi kalau burger, rotinya itu diganti jadi nasi. Sekali makan, langsung kenyang campur isi di tengahnya. Hmmmm…

Pemandangan yang bagus meski kameranya kurang bagus. Hehehe
Setelah makan kami berdua pergi ke pantai. Meski pantainya bau sampah. Tapi angin pantai mendominasi indraku dan tak peduli dengan bau aneh. Ah, angin pantai memang membuat semua yang negatif menjadi hilang. Dan tiba-tiba hujan. Ghea dengan spontan bilang “kita Bosi alias Bocah Bekasi jalan-jalan keliling Losari.” Sementara cuaca pun hujan. Hujan bahasa bugisnya adalah Bosi. akhirnya terukirlah judul di atas.


Setelah makan kami berdua pergi ke pantai. Meski pantainya bau sampah. Tapi angin pantai mendominasi indraku dan tak peduli dengan bau aneh. Ah, angin pantai memang membuat semua yang negatif menjadi hilang. Dan tiba-tiba hujan. Ghea dengan spontan bilang “kita Bosi alias Bocah Bekasi jalan-jalan keliling Losari.” Sementara cuaca pun hujan. Hujan bahasa bugisnya adalah Bosi. akhirnya terukirlah judul di atas.
1 komentar:
hahhha.
kapan" lagi yaaa
Posting Komentar